Hasilkan Teori Terkait Mekanisme Simvastatin Dalam Mengurangi Fibrosis Ginjal, Nita Cahyawati Raih Doktor Ilmu Kedokteran
Bertempat di Ruang Sidang Pascasarjana, Gedung Pascasarjana Denpasar, telah berlangsung ujian Promosi Doktor dengan kandidat promovenda, dr. Putu Nita Cahyawati, M.Sc, dengan judul disertasi "Efek Simvastatin Terhadap Ekspresi Tumor Necrosis Factor-Alpha, Ekspresi Alpha-Smooth Muscle Actin, dan Derajat Fibrosis Interstitial Jaringan Ginjal Pada Mencit Model Gagal Ginjal Kronik" (26/7/2023)
Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan penyakit progresif yang prevalensinya terus meningkat setiap tahun.Penelitian beberapa tahun terakhir melaporkan bahwa statin mampu mencegah progresifitas kerusakan ginjal, namun mekanisme perbaikan ini masih belum jelas, masih terfragmentasi, dan kontroversi. Penelitian ini bertujuan untuk memperjelas teori terkait mekanisme simvastatin dalam pencegahan fibrosis ginjal pada model subtotal nefrektomi, melalui analisis terhadap ekspresi TNF-α, ekspansi sel miofibroblas, dan deposisi kolagen pada interstitial ginjal.
Penelitian ini merupakan penelitian true experimental (randomized post-test only control group design). Sampel penelitian berjumlah 20 ekor mencit putih (Mus musculus L.), galur Swiss berusia 3-4 bulan, dengan bobot 30-40 gram. Sampel dikelompokkan secara random dalam empat kelompok perlakuan yaitu kontrol (K, n=5), simvastatin dosis 5,2 mg/kgBB (P1), simvastatin dosis 10,4 mg/kgBB (P2), dan simvastatin dosis 20,8 mg/kgBB (P3). Ekspresi TNF-α dinilai menggunakan real time-PCR, ekspresi α-SMA dinilai melalui pemeriksaan imunohistokimia, dan fibrosis interstitial dinilai menggunakan Picrosirus Red. Analisis data menggunakan uji one-way ANOVA dan post hoc Tukey dengan nilai signifikansi p< 0,05. Path analysis digunakan untuk mengetahui pola hubungan antarvariabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok kontrol (K) merupakan kelompok dengan nilai rerata kadar serum kreatinin tertinggi (1,07±0,43 mg/dL) dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya (p< 0,05).
Pemberian simvastatin dengan dosis 5,2 mg/kgBB, 10,4 mg/kgBB, dan 20,8 mg/kgBB mengakibatkan ekspresi TNF-α jaringan ginjal 2 hingga 4 lebih rendah dibandingkan kontrol. Tidak terdapat perbedaan signifikan ekspresi TNF-α jaringan ginjal pada ketiga peringkat dosis. Pemberian simvastatin dengan dosis 5,2 mg/kgBB, 10,4 mg/kgBB, dan 20,8 mg/kgBB juga mengakibatkan ekspresi α-SMA dan fibrosis interstitial jaringan ginjal lebih rendah dibandingkan kontrol. Terdapat perbedaan signifikan antara ekspresi α-SMA jaringan ginjal pada kelompok simvastatin dosis 5,2 mg/kgBB (P1) dan simvastatin dosis 20,8 mg/kgBB (P3), serta terdapat perbedaan signifikan antara fibrosis jaringan ginjal pada kelompok simvastatin dosis 5,2 mg/kgBB (P1) dengan dosis 10,4 mg/kgBB (P2) dan dosis 20,8 mg/kgBB (P3). Hasil path analysis menunjukan bahwa kemampuan simvastatin dalam memicu lebih rendahnya derajat fibrosis interstitial ginjal pada model hewan GGK, tidak secara langsung diakibatkan oleh lebih rendahnya ekspresi TNF-α, namun melalui lebih rendahnya ekspresi α-SMA.
Kesimpulan dari studi ini adalah simvastatin menyebabkan ekspresi TNF-α, ekspresi α-SMA, dan derajat fibrosis lebih rendah dibandingkan kontrol sejalan dengan peningkatan dosis yang diberikan.
Kebaruan pada penelitian ini yaitu menghasilkan teori terkait mekanisme simvastatin dalam mengurangi fibrosis ginjal pada mencit putih (Mus musculus L.) yang menjalani prosedur subtotal nefrektomi. Penelitian ini menemukan bahwa simvastatin mampu mengurangi fibrosis ginjal dan perbaikan fungsi ginjal karenan kemampuannya dalam menyebabkan lebih rendahnya ekspresi TNF-α, lebih rendahnya ekspresi α-SMA yang menggambarkan ekspansi sel miofibroblas, dan lebih rendahnya deposisi kolagen pada interstitial ginjal. Path analysis menujukkan bahwa kemampuan simvastatin dalam menyebabkan lebih rendahnya derajat fibrosis interstitial, tidak secara langsung diakibatkan oleh rendahnya ekspresi TNF-α, namun akibat rendahnya ekspresi α-SMA.
Ujian dipimpin oleh Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FK Unud, Dr. dr. Made Sudarmaja, M.Kes., dengan tim penguji :
1. Prof. Dr. dr. I Made Bakta, Sp.PD-KHOM (Promotor)
2. Dr. dr. Bagus Komang Satriyasa, M.Repro (Kopromotor I)
3. Prof. drh. I Nyoman Mantik Astawa, Ph.D (Kopromotor II)
4. Prof. dr. Ketut Tirtayasa, MS.,AIF
5. Prof. Dr. dr. I Made Jawi, M.Kes
6. Prof. Dr. Ir. Ida Bagus Putra Manuaba, M.Phil
7. Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes
8. Prof. Dr. dr. I Wayan Putu Sutirta Yasa, M.Si
9. Prof. dr. I Gusti Made Aman, Sp.FK
Sedangkan undangan akademik adalah :
1. Dr. dr. Ni Made Linawati, M.Si
2. Dr. dr. Agung Wiwiek Indrayani, M.Kes
3. Desak Ketut Ernawati, S.Si, Apt., P.G.Pharm., M.Pharm., Ph.D.
4. Dr. dr. Putu Ayu Asri Damayanti, M.Kes
5. Dr. dr. Dewa Ayu Agus Sri Laksemi, M.Sc
Pada ujian kali ini, Dr. dr. Putu Nita Cahyawati, M.Sc, dinyatakan lulus sebagai Doktor Lulusan ke- 393 Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan predikat Dengan Pujian (Cumlaude).