Teliti Mekanisme Untuk Mencegah Nyeri Pascaoperasi, IGN Mahaalit Aribawa Raih Gelar Doktor Ilmu Kedokteran
Bertempat di ruang sidang Pascasarjana Lt III, telah berlangsung ujian Promosi Doktor dengan kandidat promovendus dr. I Gusti Ngurah Mahaalit Aribawa, Sp.An.,KAR dengan judul disertasi “Pengaruh Multimodal Analgesia Terhadap Monocyte Chemoattractant Protein 1, Brain Derived Neurotropic Factor, Mikro RNA-124 pada Fase Nyeri Akut Pascaoperasi Histerektomi." (10/08/2022)
Nyeri akut pascaoperasi masih merupakan salah satu masalah pada periode perioperative sampai saat ini, bukan hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia dengan dampak negatifnya antara lain memperlambat pemulihan pascaoperasi, memperlama waktu rawat inap, meningkatkan biaya dan menurunkan kualitas hidup pasien. Nyeri akut pascaoperasi yang tidak ditangani dengan baik beresiko berkembang menjadi nyeri persisten pascaoperasi. Nyeri persisten pascaoperasi (NPPO) dapat berkembang menjadi nyeri kronik yang bahkan dapat diderita oleh pasien seumur hidupnya. Prevalensi NPPO dan nyeri kronik cukup tinggi terutama pada operasi seperti torakotomi dan laparatomi.
Histerektomi merupakan operasi laparatomi terbanyak kedua yang dilakukan setelah operasi seksio sesarea pada wanita usia produktif. Menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun 2006-2010, sebanyak 11,7% wanita umur 40-44 tahun telah menjalani operasi histerektomi. Angka kejadian nyeri kronik pascaoperasi histerektomi sebesar 31,9% (Brandsborg et al, 2007). Di Indonesia dan Bali belum terdapat data pasti tentang insiden histerektomi dan angka kejadian nyeri kronik pascaoperasinya.
Multimodal analgesia secara klinis telah terbukti dapat menangani nyeri akut pascaoperasi secara adekuat dan mencegah terjadinya nyeri persisten / nyeri kronik pascaoperasi, akan tetapi mekanisme mediator biomolekular belum diketahui secara jelas. Penelitian ini bertujuan membuktikan mekanisme multimodal analgesia pada periode perioperatif terhadap biomarker MCP-1, BDNF dan miRNA-124 yang berfungsi dalam mencegah terjadinya proses sensitisasi perifer, sensitisasi sentral, sehingga dapat mencegah berkembangnya nyeri akut menjadi nyeri kronik pascaoperasi.
Pada kelompok perlakuan terdapat sebanyak 37 sampel dan kelompok kontrol sebanyak 39 sampel. Pada kelompok perlakuan terdapat 3 sampel yang drop out sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 3 sampel yang drop out dan 3 sampel darah tidak bisa dianalisa. Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov didapatkan karakteristik usia dan lama operasi berdistribusi normal sedangkan IMT dan NRS tidak berdistribusi normal. Nilai rerata usia secara statistik tidak berbeda dan nilai rerata lama operasi secara statistik terdapat perbedaan bermakna dimana pada kelompok perlakuan rerata lama operasi lebih panjang.
Pada karakteristik indeks masa tubuh (IMT) secara statistik tidak berbeda antara kedua kelompok. Untuk karakteriatik skala nyeri NRS, secara statistik terdapat perbedaan bermakna meskipun didapatkan nilai median yang sama. Karakteristik status fisik ASA didapatkan perbedaan bermakna dari karakteristik status fisik ASA pada kedua kelompok. Dari hasil analisis multivariate Mancova didapatkan hasil bahwa teknik multimodal analgesia, setelah mengendalikan variabel kendali umur, IMT, lama operasi dan status fisik ASA secara analisis, memang terbukti bahwa perubahan kadar MCP-1, BDNF dan miRNA-124 akibat pengaruh teknik multimodal analgesia, yaitu peningkatan MCP-1 lebih kecil 55,861% dibandingkan analgesia standar, peningkatan BDNF lebih kecil 62,13% dibandingkan analgesia standar dan penurunan miRNA-124 lebih kecil 11,068% dibandingkan analgesia standar.
Penelitian ini membuktikan mekanisme multimodal analgesia dalam mencegah berkembangnya mediator pro inflamasi pascaoperasi yang merupakan salah satu faktor resiko terjadinya nyeri persisten pascaoperasi yang dapat berkembang menjadi nyeri kronik melalui mekanisme sensitisasi perifer dan sensitisasi sentral.
Ujian dipimpin oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Dr. dr. Komang Januartha Putra Pinatih, M.Kes., dengan tim penguji :
1. Prof. Dr. dr. I Made Wiryana, Sp.An-KIC (Promotor)
2. Prof. Dr. dr. Tjok Gde Agung Senapathi, Sp.An.,KAR (Kopromotor I)
3. Prof. Dr. dr. I Made Bakta, Sp.PD-KHOM (Kopromotor II)
4. Prof. Dr. dr. I Made Jawi, M.Kes
5. Prof. Dr. dr. Tjokorda Gde Bagus Mahadewa, M.Kes., Sp.BS(K) Spinal, FICS. FINSS
6. Prof. Dr. dr. A.A.Wiradewi Lestari, Sp.PK(K)
7. Prof. Dr. dr. I Dewa Made Sukrama, M.Si.,Sp.MK (K)
8. Dr. dr. I Made Gede Widnyana, Sp.An. KAR
9. Dr. dr. I Nyoman Gede Budiana, Sp.OG (K)
Sedangkan undangan akademik adalah :
1. Dr. dr. I Putu Pramana Suarjaya, Sp.An, M.Kes,KMN,KNA,FIPM
2. Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, Sp.MK (K)
3. Dr. rer. nat. dr. Ni Nyoman Ayu Dewi, M.Si
4. dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, S.Ked., Sp.MK(K).,Ph.D
5. dr. I Made Winarsa Ruma, S.Ked.,Ph.D
Pada ujian kali ini Dr. dr. I Gusti Ngurah Mahaalit Aribawa, Sp.An.,KAR dinyatakan lulus sebagai Doktor Lulusan ke- 355 Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan predikat SANGAT MEMUASKAN.