Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Turut Serta dalam Pemeriksaan Ante Mortem Post Mortem Qurban Bersama Dinas Pertanian Denpasar dan Badung
Kegiatan pemeriksaan ante mortem post mortem (AMPM) qurban yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Kota Denpasar dan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung setiap tahunnya selalu mengajak Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Udayana (Unud) untuk turut serta turun ke lapangan sebagai relawan.
Pada Sabtu (24/06), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKH Unud bersama dengan dinas terkait resmi mengadakan kegiatan pembekalan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa/i PPDH dan S1 yang akan turut serta dalam pemeriksaan AMPM. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 250 mahasiswa dan seluruh dosen kesehatan masyarakat veteriner (KESMAVET) FKH Unud yang berperan sebagai narasumber dalam memaparkan materi terkait tata cara untuk memeriksa ternak sapi dan kambing yang diperbolehkan untuk dibagikan kepada masyarakat setempat. Tak hanya menyampaikan materi terkait dengan tata cara pemeriksaan, pihak dinas pun turut serta memaparkan pembagian wilayah dan juga logistik yang akan dibawa oleh para relawan dari pihak mahasiswa/i FKH Unud.
Kemudian, pada Rabu (28/06) para relawan bersama dengan dokter hewan dari pihak dinas turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan ante mortem dan dilanjutkan pada keesokan paginya untuk melakukan pemeriksaan post mortem. Dalam pemeriksaan yang telah dilakukan tentu tidak selalu berjalan mulus dikarenakan beberapa tempat yang terdaftar ada yang sulit ditemukan dan tidak melakukan penyembelihan. Namun, hal tersebut tidak lantas membuat semangat para relawan surut. Hal ini dibuktikan dengan kesigapan relawan untuk membantu di daerah lainnya yang memang terdapat banyak hewan ternak.
“Untuk di masjid yang saya dapat itu ternyata sudah tidak menyelenggarakan penyembelihan hewan qurban lagi. Saya berencana untuk membantu di tempat lainnya,” ungkap Khairunnisa Zahra Ravenska selaku salah seorang relawan kegiatan.
Pada kegiatan tersebut, para relawan dihadapkan pada banyak kasus yang ditemukan seperti adanya cacing hati, adanya hemoragik pada organ, dan lainnya. Namun, hal itu justru menjadi tantangan dan juga pengetahuan baru bagi para relawan, terlebih dokter hewan dinas dan dokter hewan dari fakultas siap untuk membantu menyelesaikan kasus yang dihadapi relawan di lapangan.
“Kegiatan pemeriksaannya sangat bermanfaat untuk kita yang masih bingung untuk melihat perbedaan organ ternak yang sakit dan tidak. Walaupun capek, tapi saya menjadi sadar bahwa peran saya sebagai calon dokter hewan sangat penting untuk kesehatan masyarakat setempat,” ujar Pande Kadek Putra Indrayudha saat ditanyakan terkait dengan kesan pesan mengikuti kegiatan.
Dengan turun ke lapangan, bertemu dengan banyak pihak diharapkan dapat membantu mahasiswa/i FKH Unud untuk sadar bahwa mereka memiliki peran yang sangat penting sebagaimana yang sudah tercantumkan pada motto dokter hewan yaitu Manusya Mriga Satwa Sewaka. Diharapkan para relawan yang akan menjadi dokter hewan tetap dapat memegang teguh motto tersebut.
Penulis: Lefira