Fakultas Pertanian UNUD menggelar International Sharing Discussion yang bertemakan “Sustainable Food System: Learning from Global”
DENPASAR - Fakultas Pertanian Universitas
Udayana menggelar International Sharing Discussion dengan tema "Sustainable
Food System: Learning from Global". Diskusi ini digelar pada tanggal 2
Juni 2022 di Ruang Sidang Fakutas Pertanian UNUD yang bertempat di Lantai 2 Gedung
Agrokomplek (Laboratorium Bersama) Universitas Udayana, Jl. P.B. Sudirman, Denpasar.
Kegiatan ini digelar secara hybrid (luring dan daring) yang dihadiri
oleh dosen-dosen Fakultas Pertanian UNUD sebagai partisipan dan menghadirkan 2 orang
pembicara yaitu Prof. Patrick van Damme, Ph.D. yang berasal dari Czech
Agrotechnical University, Sidi Rana Manggala, Ph.D. dari Ghent University, Belgia,
dan dimoderatori oleh Prof. Ir. IGA Sri Agung, M.Rur.Sc., Ph.D.
Diskusi internasional ini diawali dengan
sambutan oleh Dekan Fakultas Pertanian Udayana yang dalam sambutannya
menyampaikan ucapan terima kasih kepada pembicara dan partisipan yang sudah
hadir pada kegiatan kali ini, "harapannya kegiatan ini dapat memberikan
manfaat khususnya dalam dunia pertanian", imbuhnya.
Pembicara
pertama, Prof. Patrick memaparkan tentang pangan berkelanjutan khususnya
tanaman kakao mulai dari budidaya sampai pasca panen. Produksi tanaman kakao
tertinggi adalah di Afrika dan kedua di Ghana, namun dengan sistem yang belum
maksimal. Prof. Patrick menyampaikan bahwa dengan sistem yang maksimal akan
dapat meningkatkan produksi tanaman kakao. Karena dalam pengembangan kakao saat
ini sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim. Prof. Patrick menambahkan bahwa untuk
menjaga dan meningkatkan produksi kakao, dapat dilakukan dengan memanajemen sistem,
seperti: reduction of wind speed, reduction in fruit abortion, protection
against windborne spores of fungal, maintenance of soil fertility, reduction of
excessive vegetative growth, reduction of nutritional imbalances and dieback,
etc. Salah satu penyebab ketidakpuasan petani dan kemiskinan adalah lebih
dari 90% kakao diproduksi oleh petani kecil (memiliki kurang dari 5 hektar
dengan rata-rata 3 hektar). Sumber pendapatan utama bagi 4,5 juta keluarga
petani, dan secara global 14 juta orang bekerja di pertanian kakao. Di Afrika
Barat sendiri, 58% petani kakao tidak memiliki mata pencaharian, sehingga tidak
memiliki pemasukan. Dengan semakin menurunnya produksi kakao yang mampu
dihasilkan oleh petani karena akibat dari perubahan iklim ini berdampak pada
penghasilan petani yang ikut menurun. Sehingga perlu adanya teknologi atau sistem
pengelolaan dalam budidaya kakao yang lebih maksimal seperti yang disampaikan
oleh Prof. Patrick.
Selanjutnya,
pembicara kedua Sidi Rana
Manggala, Ph.D. memaparkan materi dengan topik ”Toward a Global Sustainable
Food System”. Dr. Sidi menjelaskan bahwa untuk menjaga pangan atau pangan
berkelanjutan adalah dengan menjaga ekosistem yang ada. Dalam hal ini,
ekosistem yang dimaksud adalah energi, tanah, dan air. “Ketika ekosistem mampu
dijaga akan menghasilkan matrik yang komplek dengan berbagai manfaat yang
dihasilkan, seperti menghasilkan produk yang berkualitas namun tetap menjaga
kuantitas untuk memenuhi kebutuhan pasar, serta akan menjadikan petani memiliki
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya” jelas Dr. Sidi. Selain itu, Dr.
Sidi menambahkan bahwa untuk menjaga ekosistem tetap seimbang, hal terkecil
yang bisa kita lakukan adalah dengan meminimalisir frekuensi food waste, yaitu
dengan mengkonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan bukan sesuai keinginan.